PENYAKIT LANAS SERANG TEMBAKAU PETANI
Penyakit
lanas diketahui telah menyerang tanaman tembakau di Kabupaten Kuningan.
Penyakit ini dilaporkan oleh seorang petani di Desa Cilimus Kecamatan
Cilimus beberapa waktu yang lalu. Petani yang tembakaunya terserang
penyakit ini terpaksa harus menanam ulang tembakaunya yang mati
terserang penyakit lanas pada lahan seluas 1,5 ha. Menurut petugas
pengamat, penyakit ini diperkirakan akan meluas karena biasanya muncul
bertepatan dengan musim hujan yang menyebabkan perkembangan jamur Phytophthora nicotianae vBdH var. nicotianae Waterhouse berkembang dengan cepat.
Upaya
pengendalian secara mekanis telah dilakukan petani dengan cara mencabut
dan mengganti tanaman tembakau yang mati dengan tembakau jenis lokal
yang dinamai Manohara. Tembakau jenis ini, menurut petani, lebih tahan
terhadap serangan penyakit lanas dibandingkan dengan varietas Burley
yang selama ini digunakannya. Upaya pengendalian dengan pemberian pupuk
organik juga sudah dilakukan namun belum dipadukan dengan penggunaan
Agens Pengendali Hayati (APH) jamur Trichoderma sp.
Gejala Penyakit Lanas
Penyakit
lanas menyerang tembakau di pembenihan dan juga di lapangan. Pada benih
dengan diameter daun 2 – 3 cm, gejala awal yang tampak adalah perubahan
pada warna daun yang menjadi hijau kelabu. Saat kelembaban udara
tinggi, tanaman akan menjadi busuk dan akan tampak seperti disiram air
panas (Gambar 2).
Pada tanaman yang lebih tua, gejala terlihat dengan adanya bagian yang busuk berwarna coklat kehitaman dan agak berlekuk, biasanya pada bagian leher akar. Kemudian daun pada tanaman tersebut akan layu dengan mendadak. Apabila batang dibelah, empulur tampak mengering dan bersekat – sekat (Gambar 3).
Serangan pada daun menyebabkan terjadinya bercak basah seperti cincin yang berwarna coklat gelap berselang – seling dengan warna terang. Bercak tersebut akan meluas apabila kondisi lingkungan mendukung perkembangan penyakit seperti kelembaban udara yang tinggi. Jika daun yang menunjukkan gejala bercak tidak segera dipetik, lanas akan menjalar ke batang dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman (Gambar 4).
Cara Pengendalian
Penyakit
lanas menyerang tembakau sejak di pembenihan sampai di penanaman, maka
upaya pengendalian penyakit lanas harus diterapkan sejak awal. Beberapa
cara yang dapat dilakukan yaitu :
a. Persiapan benih
Penggunaan benih unggul yang bersertifikat, misalnya tembakau virginia North Carolina atau Coker.
b. Pembenihan
Benih ditanam tidak terlalu rapat dan diupayakan areal pembenihan tembakau tidak terlalu basah atau lembab. Perbenihan dapat pula dilakukan secara individual dengan kantong plastik/polibag.
Pemberian Trichoderma
sp. yang merupakan antagonis penyakit lanas, dilakukan 4 – 7 hari
sebelum transplanting benih tembakau dengan dosis 5 – 10 mg/lubang.
Penggunaan
fungisida berbahan aktif antara lain benomil, kaptan dan mankozeb untuk
menghindarkan terjadinya infeksi di pembenihan. Fungisida tersebut juga
dapat menghindarkan infeksi penyakit benih lainnya seperti Pythium atau Rhizoctonia.
c. Pertanaman
Pembalikan
tanah pada musim kemarau atau sebelum tanam untuk menurunkan populasi
patogen. Pembalikan tanah dimaksudkan agar sinar matahari mengenai
bagian bawah tanah tempat patogen berada. Sinar ultraviolet matahari
dapat mematikan patogen penyakit.
Penambahan
kapur tohor pada tanah – tanah yang terdapat serangan penyakit lanas
guna meningkatkan pH tanah, karena pada umumnya patogen penyakit
menyukai tanah masam.
Penggunaan
pupuk kandang yang telah matang. Jamur patogen penyebab penyakit lanas
yang terkandung dalam pupuk organik atau kompos dapat mati apabila suhu
pupuk mencapai 600C. Semakin lama waktu pembuatan kompos akan semakin sedikit kandungan P. nicotianae.
Penyemprotan bubur bordo pada pangkal batang 2 minggu sekali mulai 1 minggu setelah tanam.
Pengamatan dini untuk mengetahui ada tidaknya serangan jamur P. nicotianae
sehingga meluasnya penyakit lanas dapat dicegah secara dini. Pengamatan
dilakukan 2 minggu sekali, bila kelembaban/curah hujan tinggi
pengamatan dapat dilakukan 1 minggu sekali, dimulai pada saat tanaman
berumur 2 minggu sampai panen.
Tanaman yang diduga terserang penyakit lanas tidak dibiarkan berada di pertanaman. Tanaman
sakit akan meningkatkan risiko penyebaran penyakit lanas pada tanaman
tembakau lain yang sehat di sekitarnya. Oleh karena itu, sangat
dianjurkan untuk segera mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang
penyakit lanas tersebut. Tanaman yang terserang tidak dibuang pada parit/selokan karena air dapat menjadi media penyebaran dan penularan penyakit.
Apabila
menggunakan fungisida, sebaiknya jenis fungisida yang sama diganti
setelah beberapa kali pemakaian untuk menghindari resistensi. Bahan
aktif fungisida yang dapat digunakan untuk pengendalian lanas di
antaranya dimetomorf, metalaksil dan propineb.
Pergiliran
tanaman dengan padi sawah atau tanaman lain yang bukan inang. Di
beberapa daerah penanaman tanaman tembakau dilakukan di areal
persawahan, maka padi merupakan salah satu tanaman alternatif untuk
pergiliran tanaman karena padi sawah bukan merupakan inang penyakit lanas.
Pada
daerah endemik, tidak dianjurkan mananam tanaman tembakau maupun
tanaman inang lain seperti terung atau tomat pada musim berikutnya
selama 2 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar