A. Gejala serangan di atas permukaan tanah:
1. Pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh, dan primordial bunga.
a) Tunas mati.
Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan matinya tunas atau titik
tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup. Kasus ini terjadi
pada tanaman strawberry yang terserang Aphelenchoides
b) Batang dan daun mengkerut
Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman, kadang-kadang tidak sampai
menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau
struktur lain dapat berkembang. Perkembangan organ-organ tersebut
tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau
pemuntiran. Contoh tanaman gandum terserang larva Anguina tritici pada
daerah titik tumbuhnya.
c) Puru biji
Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang terserang Anguina. Setelah
bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai masuk dan
menyerang pada bagian ini sampai nematoda dewasa. Di tempat inilah
nematoda bekembang biak. Akibatnya primordial bunga akan membentuk puru
yang di dalamnya berisi sejumlah besar larva nematoda; nematoda ini
mampu hidup pada waktu yang cukup lama.
2. Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.
a) Nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan
dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis. Contoh
gejala penyakit “cincin merah” pada batang kelapa yang terserang oleh
Rhadinaphelenchus cocophilus, terjadi karena adanya luka pada pangkal
batang tanaman tersebut. Contoh lain, Ditylenchus dipsaci yang
menyebabkan luka pada batang dan daun pada berbagai tanaman.
b) Becak dan luka daun.
Nematoda yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim.
Nematoda tersebut masuk melalui stomata. Contoh: Aphelenchoides
ritzmabosi yang menyerang daun Chrysantemum.
c) Puru pada daun
Anguina balsamophila dan A. millefolii menyebabkan terjadinya puru pada daun yang terserang oleh nematoda ini.
B. Gejala di bawah permukaan tanah.
1. Puru akar
Gejala ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar.
Ada beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Naccobus,
Ditylenhus radicicola. Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar
tanaman oat, barley dan jenis rerumputan lain.
2. Busuk
Nematoda yang masuk pada tanaman menyebabkan luka. Terjadinya luka ini
mula-mula disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih
berat yang terjadi selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan
organisme lain yang masuk sebagai hama sekunder. Contoh. Gejal busuk
oleh Ditylenchus destructor pada umbi kentang.
3. Nekrosis pada permukaan
Nematoda yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel
yang terdapat di permukaan jaringan. Keadaan ini selanjutnya akan
mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut. Apabila
populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya
sel-sel epidermis,
sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi
kekuningan sam pai kecoklat-coklatan. Contoh Aphelenchoides parietinus
menyerang Cladonia fimbriata (lumut kerak) dan Tylenchuluss
semipenetrans menyerang tanaman jeruk
4. Luka
Gejala ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka
yang berukuran kecil sampai sedang. Contoh: Radopholus similis pada akar
pisang.
5. Percabangan akar yang berlebihan (excessive root branching)
Adanya serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di
sekitar ujung akar. Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.
6. Luka atau kematian ujung akar.
Setelah nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti
pertumbuhannya, demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang
akar, sehingga akan timbul gejala:
a).“Stubby root”; yaitu cabang-cabang akar yang berukuran kecil akan terhenti pertumbuhannya, sehingga membentuk ikatan akar.
b.)“Coarse root”, yaitu apabila pertumbuhan akar yang menyamping
terhenti, beberapa diantaranya berukuran pendek, system perakaran utama
lebih besar dan tidak banyak dijumpai akar-akar yang kecil.
c).“curly tip”,
yaitu luka yang terjadi pada sisi akar dekat ujung, yang mungkin akan
menghambat pertumbuhan dan pemanjangan akar pada bagian sisi tersebut.
Akibatnya akar akan memuntir. Gejala ini timbul akibat serangan
nematoda Xiphinema (dagger nematode).
Berbagai macam reaksi biokimia sebagai respon tanaman terhadap serangan nematode
1.Hipertropi atau hiperplasia
Hipertropi adalah ukuran sel dalam jaringan bertambah besar. Hiperplasia adalah jumlah sel dalam jaringan bertambah banyak.
Contoh: Tanaman tomat yang terserang Meloidogyne hapla.
Meloidogyne pada stadium II akan menyerang bagian ujung akar yang
bersifat meristematik. Sel-sel ini akan selalu mengadakan pembelahan
dan pembelahannya dikendalikan oleh senyawa IAA.. Pada saat nematoda
menyerang tanaman, dari kelnjar subdorsal dikeluarkan ensim
protease. Ensim ini akan memecah protein menjadi asam amino. Salah
satu jenis asam amino hasil pemecahan adalah triptofan. Triptofan
diketahui sebagai precursor terbentuknya IAA. Dengan semakin banyak
IAA yang terbentuk mengakibatkan peningkatan pembelahan sel. Oleh
karena itu tanaman akan membentuk sel yang berukuran lebih besar (giant
sel). Sebenarnya tujuan pembentukan puru ini bagi tanaman adalah
untuk menghambat gerakan nematoda dalam jaringan..
Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar.
1). Puru akar terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut.
2). Puru akar terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat
tetapi tidak diikuti oleh terbentuknya dinding pemisah, sehingga dalam
satu sel .
2. “Cell wall dissolution”
Contoh: Serangan Radopholus similis pada akar tanaman pisang.
Serangan nematoda ini menimbulkan rongga pada akar tanaman terutama pada
akar yang disukai, oleh karena itu nematoda ini juga dikenal sebagai
“burrowing nematode”.
Nematoda yang menyerang akar pisang mengeluarkan ensim selulase, yaitu
merombak selulosa. Selulosa merupakan bahan penyusun dinding sel.
Akibat larutnya selulosa maka akan terjadi rongga pada sel-sel penyusun
akar. Gejala ini kalau dilihat dari luar tampak sebagai becak-becak
coklat.
3. Middle lamella dissolution
Misal: Tanaman brambang yang terserang Ditylenhus dipsaci. Nematoda
ini sambil menyerang akan mengeluarkan ensim pektinase dan
protopektinase. Kedua ensim tersebut mampu melarutkan senyawa pectin
yang diketahui sebagai penyusun lamella
Pektin + pektinase + protopektinase ® asam pektat
Asam pektat menyebabkan busuk pada umbi bawang merah.
4. Terhambatnya pertumbuhan
Reaksi fisiologis ini biasa terjadi pada pertumbuhan di bawah tanah.
Contoh: Serangan Trichodorus (stubby root nematodes) pada akar jagung.
Serangan nematoda ini dapat menghambat pertumbuhan ujung akar, sehingga
ujung akar tidak dapat memanjang, namun pada bagian sebelah bawah ujung
akar tumbuh cabang-cabang akar yang berukuran pendek, gejala ini disebut
stubby root.
5. Nekrosis (luka)
Contoh : Pratylenchus yang menyerang akar padi.
Pada waktu menyerang akar padi nematoda mengeluarkan ensim b
glukosidase. Akar tanaman mempunyai hormon amigdalin. b glukosidase
dan amigdalin akan bereaksi sehingga terbentuk senyawa benzaldehida +
HCN, senyawa ini merupakan racun bagi sel-sel yang terkena, sehingga
sel-sel akan mati (nekrosis).
glukosidase + amigdalin ® benzaldehida + HCN
Karena serangan ini terjadi di luar maka akan tampak becak-becak. Oleh
karena itu Pratylenchus disebut juga sebagai Root lession nematodes.
6. Hipersensitif
Suatu keadaan dimana sel segera mati setelah terjadi kontak dengan
nematoda. Sifat ini digunakan untuk mencegah lebih meluasnya serangan
nematoda. Tanaman inang yang tahan terhadap serangan Meloidogyne
sebenarnya disebabkan oleh sifat hipersensitif sel-sel yang terserang.
Karena Meloidogyne dikenal sebagai parasit obligat maka matinya sel
menyebabkan matinya Meloidogyne pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar