Selasa, 02 Juli 2013

DASLINTAN PENGENDALIAN HAMA

konsep pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama yang dilakukan dengan mengggunakan kekuatan unsur-unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah di bawah ambang batas yang merugikan. Pengendalian hama terpadu berpegang pada prinsi-prinsip sebagai berikut :
  1. Pemanfaatan pengandalian alami (secara biologis dan mekanis) seoptimal mungkin, dengan mengurangi tindakan-tindakan yang dapat mematikan musuh alami atau organism yang bukan sasaran.
  2. Pengolahan ekosistem dengan mengubah microhabitat sehingga tidak menguntungkan bagi kehidupan organism pengganggu (hama dan pathogen), melalui teknik budidaya yang intensif : penanaman bibit dari varietas yang tahan hama dan penyakit, pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup hama dan pathogen, sanitasi (kebersihan) lingkungan pengolahan tanah secara intensif, pemberian air pengairan yang sehat, pemupukan yang berimbang menurut kebutuhan, dan pengaturan jarak tanam.
  3. Penggunaan pestisida secara bijaksana, yaitu dengan memperhatikan waktu, dosis, dan efektivitas. Pestisida harus digunakan pada saat yang tepat, yakni pengendalian dengan cara lain sudah tidak memungkinkan lagi. Dosis juga harus tepat, menurut kondisi setetmpat dan luas areal yang terserang. Dengan demikian, efek letal pestisida tidak mempengruhi areal pertanaman yang lain. Penggunaan pestisida juga harus efektif, yaitu memilih jenis pestisida yang mempunyai daya racun tinggi dan hanya mematikan hama atau pathogen sasaran.
2.1 Unsur-Unsur Dasar Pengendalian Hama Terpadu
Terdapat empat unsur dasar setiap program PHT adalah pengendalian alamiah, pengambilan (sampling), tingkat ekonomik dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang biologi dan ekologi dari semua jenis serangga yang penting dalam sistem itu. Setiap unsur adalah penting dan memberikan bantuan peran yang lebih besar kepada semua komponen yang dapat diterapkan dan disesuaikan dalam setiap pengelolaan serangga hama.
  1. Pengendalian Alamiah (Natural Control)
Pengendalian secara alamiah, yaitu pengendalian dengan menggunakan predator dan parasit atau pengendalian secara hayati (biologis) yang terjadi di alam. Dalam hal ini apabila populasi serangga hama rendah maka serangga tersebut bukan merupakan hama yang mengganggu.
B. Tingkat Ekonomik (Ambang Ekonomi)
Tingkat ekonomik atau ambang ekonomi adalah sampai berapa tinggi tingkat populasi serangga hama, sehingga pengendalian perlu dimulai untuk mencegah kerusakan ekonomis lebih lanjut dari tanaman yang dibudidayakan tersebut.
Apabila serangga hama telah merugikan bagi petani, serta telah menurunkan kualitas dan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan oleh petani tersebut maka hal tersebut yang disebut telah mencapai ambang ekonomi. Maka tindakan menggunakan pestisida baru akan diambil oleh petani untuk memusnahkan hama dan penyakit tersebut.
  1. Biologi dan Ekologi Serangga
Pengetahuan tentang biologi dan ekologi serangga hama dan serangga-serangga yang berguna adalah sangat penting dalam menyusun strategi pengendalian terutama dalam pengendalian hama dan penyakit.
Informasi baru tentang hama dapat memeberikan kunci atau bahkan cara yang lebih baik dalam memecahkan masalah hama tersebut. Hal tersebut dilakukan juga untuk menghindari agar hama tidak resisten terhadap pestisida, dikarenakan hal tersebut dampak mengakibatkan meledaknya penggunaan pestisida itu sendiri. Pestisida pun tidak baik untuk manusia dan lingkungan, sebaiknya penggunaan pestisida disesuaikan dengan biologi dan ekologi serangga tersebut.
2.2 Cara Pengendalian Hama Terpadu
A. Pengendalian Kultur Teknik atau Budidaya
Pengendalian kultur teknik atau budidaya adalah penggunaan tindakan-tindakan kultur teknik yang ada hubungannya dengan produksi tanaman dan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai dengan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi dari jenis serangga hama itu.
Pengendalian kultur teknik ini jarang digunakan, dikarenakan memerlukan perencanaan jangka panjang untuk mencapai efektifitas yang tinggi, namun seringkali dapat ekonomis.
Cara ini dilakukan dengan melakukan kegiatan seperti mengubah cara menanam,pemeliaharaan, tanggal panen, mengolah tanah dan pola pergiliran tanaman. Kegiatan-kegiatan kultur teknik yang dapat nerugikan spesies hama, dengan kata lain dapat mengurangi serangga hama, yaitu :
· Pengelolaan tanah
Pengelolaan tanah yang baik menyebabkan pengurangan populasi serangga hama yang hidup dalam tanah.
Contoh : Membajak tanah menghasilkan kematian yang tinggi pada pupa yang tinggal dalam tanah dan oleh karena itu mengurangi banyaknya yang dewasa keluar dalam musim berikutnya.
· Pembuangan sisa-sisa tanaman
Pemusnahan sisa-sisa tanaman seringkali merupakan bagian penting dari seluruh program untuk menekan seranga hama. Pemusnahan sisa-sisa tanaman berarti menghilangkan makanan dari serangga hama tersebut.
· Saat tanam dan panen
Pengunduran saat tanam berarti mengganti periode tanam dari tanaman tersebut. Sehingga dapat mengubah daur hidup dari serangga tersebut.
Contoh : Ketela rambat harus segera dipanen setelah masak untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan hama kumbang ketela rambat dan penggerek umbi
· Irigasi
Pengelolaan air dapat menguntungkan atau menghalangi perkembangan serangga.
Contoh : Penggenangan air dapat mencegah keluarnya serangga dewasa dari pupa yang terdapat di dalam tanah.
B. Pengendalian Hayati (Biologi)
Pengendalian biologis atau pengendalian hayati merupakan pengendalian yang menggunakan musuh-musuh alami yang dapat menekan hama. Pengendalian hayati mempunyai kelebihan tertentu dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain. Kelebihan ini adalah:
· Aman bagi manusia dan hewan
· Ekonomis
C. Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimiawi merupakan pengendalian hama terpadu yang mengguna pestisida. Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk memberantas organism yang merugikan yang dikenal sebagai gangguan dan mempunya peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
D. Varietas tahan
Salah satu cara untuk menanggulangi kerugian tanaman yang disebabkan oleh penyakit adalah teknik pengendalian dengan menggunakan varietas tahan, yang memiliki ketahanan genetik. Sampai pada akhir abad kesembilanbelas, sebagian besar tanaman-tanaman yang tahan penyakit didapatkan melalui proses seleksi. Dimana prosesnya hanyalah merupakan kelanjutan daripada seleksi alam. Sebagai contoh: pada saat terjadinya suatu epidemik penyakit maka secara alamiah hanya tanaman-tanaman yang paling kuat dan tahan sajalah yang berhasil hidup, dan kemudian biji-biji dari tanaman-tanaman tersebut yang akan dijadikan sebagai benih untuk musim tanam berikutnya. Proses seleksi seperti ini pada prinsipnya sampai kini masih dilakukan yaitu untuk mendapatkan tanaman-tanaman yang tahan penyakit yang nantinya untuk dipakai sebagai bahan tetua di dalam program pemuliaan tanaman.
Pengendalian dengan varietas tahan, merupakan usaha mengendalikan hama dan penyakit dengan cara menanam tanaman dengan varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
E. Pengendalian Fisik dan Mekanik
Pengendalian fisik dan mekanik adalah tindakan langsung dan tidak langsung yang membinasakan serangga dengan cara-cara lain, tetapi tidak menggunakan insektisida atau mengubah lingkungan sehingga bisa menekan populasi serangga.
Bentuk-bentuk pengendalian fisik dan mekanik adalah penggunaan suhu tinggi dan rendah, mengurangi kelembaban, menggunakan alat perangkap cahaya dengan suara, membuat penghalang dan batas penolak, memeungut dengan tangan, menggoyang-goyang dan membasmi, mengumpulkan dan menangkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar