Selasa, 02 Juli 2013

DASLINTAN MOFFOLOGI PATOGEN TANAMAN

Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Pathogen dapat berupa tumbuhan parasitik, jamur parasit, bakteri parasit, virus, mikoplasma, dan nematode parasit. Patogen menghasilkan keturunan yang sangat banyak di dalam proses reproduksinya, terutama cendawan, bakteri, dan virus. Disamping itu banyak patogen tanaman mempunyai siklus hidup yang singkat sehingga mampu menghasilkan banyak generasi di dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini bersifat polisiklik (beberapa generasi dalam satu musim pertanaman) seperti penyebab penyakit karat, bercak-bercak dan hawar daun yang paling banyak dilaporkan menimbulkan kerusakan yang tiba-tiba dan dalam skala besar. Beberapa patogen tular tanah seperti Fusarium dan Verticillium dan nematode pada umumnya hanya mempunyai 1 sampai 4 generasi dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini jarang menimbulkan epidemic yang dahsyat pada satu musim pertanaman karena kemampuan reproduksinya yang rendah dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan menyebarnya yang terbatas. Epidemik yang ditimbulkan oleh patogen tular tanah biasanya bersifat lambat dan terbatas cakupannya.
Beberapa jenis patogen membutuhkan sepanjang tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup (patogen monosiklik), sehingga hanya menyelesaikan satu siklus penyakit dalam setahun. Inokulum terakumulasi dari tahun ke tahun, sehingga epidemic membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang.
Ada pula patogen yang membutuhan waktu dua tahun atau lebih untuk menyelesaikan siklus idupnya, misalnya penyakit karat cedar apple (2 tahun), penyakit blister rust pada pinus putih (3-6 tahun), dwarf mistletoe (5-6 tahun). Patogen semacam ini menghasilkan inokulum dan menyebabkan serentetan infeksi dalam satu tahun hanya karena adanya generasi tumpang tindih (generasi polietik). Banyak patogen seperti cendawan dan tumbuhan tingkat tinggi (benalu) menghasilkan inokulumnya (spora atau biji) pada bagian permukaan dari kanopi tanaman. Dari sana spora dan biji dapat menyebar dengan mudah ke tempat jauh dan menyebabkan epidemic yang luas. Patogen lainnya seperti bakteri, mikoplasma, virus, dan protozoa memperbanyak diri di dalam jaringan tanaman. Patogen semacam ini tidak akan menyebar tanpa bantuan vector.
Berbagai penyakit penting yang sering menimbulkan epidemic pada area yang luas menyebar atas bantuan vector, misalnya virus ditularkan oleh aphid, mikoplasma oleh wereng. Cendawan (Dutch elm disease), bakteri (layu kubis), dan nematode (layu pinus) ditularkan oleh kumbang. Patogen yang menular melalui air dan angin (terutama cendawan dan bakteri) hampir setiap tahun menyebabkan epidemic yang berat namun pada umumnya terbatas area cakupannya (pertanaman, desa). Patogen yang terbawa benih atau bahan perbanyakan vegetatif (umbi) jika ditanam pada pertanaman dengan varietas rentan, maka besar kemungkinan akan terjadi eidemik dalam pertanaman tersebut, namun tergantung bagaimana efektifnya penyebaran patogen terseut dari tanaman sakit ke tanaman sehat di sekitarnya. Akan tetapi patogen tular tanah pada umumnya tidak mampu menyebabkan epidemic yang seketika dalam luasan area yang besar karena adanya keterbatasan di dalam penyebarannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh pathogen tanman, seperti:
1. Tumbuhan parasitik
Dalam merawat tanaman jenis apapun, hendaknya perlu diperhatikan pemeliharaannya. Selain pemberian pupuk dan penyiraman regular, perawat tanaman hendaknya perlu memperhatikan timbulnya tanaman pengganggu yang lazim disebut tanaman parasit.
Tanaman parasit dapat mengganggu pertumbuhan tanaman induk karena tanaman parasit menyerap mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman induk untuk dirinya sendiri yang kemudian menyebabkan tanaman induk tidak mendapatkan zat-zat penting tersebut. Bila dibiarkan maka dapat membinasakan tanaman induk.
Tanaman parasit berasal dari benih yang terbawa oleh binatang seperti burung, serangga atau binatang lainnya serta angin. Tanaman yang termasuk tanaman parasit adalah benalu, jamur, gulma dan lain-lain. Biasanya tumbuh di sekitar atau di tubuh tanaman induk. Tanaman-tanaman tersebut dapat dibasmi dengan menggunakan pestisida sedangkan untuk serangga yang mengganggu pertumbuhan tanaman induk dapat menggunakan insektisida.
Tanaman organik menggunakan pembunuh tanaman parasit yang alami dan pupuk organik yang alami dan tidak berbahaya. Bahan makanan organic sebenarnya sangat disarankan namun saying harganya cukup mahal dan masih belum terjangkau oleh kebanyakan masyarakt Indonesia.
Tumbuhan parasitic biasanya mampu menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang dihasilkan tanamn inangnya. Tingkat asosiasi tumbuhan parasitic dengan tanaman ada 3 macam, yaitu efifit, hemiparasit dan parasit benar. Contoh tumbuhan parasitic adalah benalu dan tali putri.
Benalu (Loranthus, suku Loranthaceae) adalah sekelompok tumbuhan parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Tumbuhan ini menghasilkan getah yang lengket. Persebaran tumbuhan ini terjadi dibantu unggas (ornithokori). Apabila burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan pohon yang sesuai, bijinya akan berkecambah dan benalu muda tumbuh.

2. Jamur (fungi)
Jamur adalah organism yang sel-selnya berinti sejati (eukariotik) biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Jamur adalah organism heterotrof, absortif dan membentuk beberapa macam spora.
Berdasarkan jumlah sel per individunya,jamur dibedakan menjadi dua golongan yakni jamur dengan satu sel atau khamir (yeast) dan jamur beneng atau hanya disebut jamur saja. Bagian vegetative parasit biasanya berupa benang-benang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa bercabang atau tidak, tebalnya dapat kurang dari 0.7 µm- 100 µm ( pada beberapa saprolegniales). Demikian pula seluruh miselium mungkin hanya merupakan dan mempunyai panjang beberapa µm, tetapi dapat pula membentuk lapisan atau benang-benang besar yang panjangnya bermeter-meter. Miselium kebanyakan jamur adalah hialin (tidak berwarna). Jika berwarna, maka ini mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang kebanyakan terikat pada dinding sel. Hifa yang membentuk konidium atau yang melindungi alat-alat perkembangbiakan kebanyakan berwarna kelam.
Pada prinsipnya hifa jamur dibedakan menjadi hifa senotisis (coenocytis) atau hifa tidak bersekat dan hifa seluler atau hifa bersekat. Hifa tidak bersekat terdapat pada jamur-jamur klas Phycomycetes dan hifa bersekat terdapat pada jamur-jamur klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Klasifikasi Jamur
• Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang disebut demikian karena reproduksinya menghasilkan zigot. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifanya tidak bersekat
2. Intinya haploid
3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat
4. Multiseluler
5. Bersifat senositik

• Ascomycota
Ascomycota diberi nama demikian karena ia bereproduksi menggunakan askus sebagai alatnya. Jenis ini memiliki paling banyak jenis dibandingkan yang lainnya dan banyak dipakai di industry makanan. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat dan senositik
2. Bersifat saprofit, parasit, atau bersimbiosis
3. Alat reproduksi disebut askus
4. Uniseluler dan multiseluler
• Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Bersifat saprofit atau parasit
3. Dapat berbentuk lembaran atau bertudung
4. Tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut basidium, yang mengandung basidiospora
• Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit. Jenisnya adalah :
1. Epidermophyton floccosum
2. Microsporium audoini, Trychophyton, dan Epiderophyton
3. Scelothium rolfsii
4. Helmintrosporium oryzae
5. Malassezia furfur
6. Fusarium

3. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal, tidak berklorofil, dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sebenarnya bakteri termasuk tanaman tetapi tidak berklorofil, tidak berplastida, dan bersel satu berukuran kurang lebih 0.0003-0.025 milimikron, dengan kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi. Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat berupa kokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus dan stafilokokus. Batang berupa basilus, diplobasilus, dan streptobasilus, bulat panjang, koma dan spiral. Kulitnya lunak terdiri dari selulosa dan kitin seperti tanaman. Pada bakteri yang menimbulkan kerusakan pada benda-benda hidup dinamakan pathogen atau penyebab sakit. Bakteri pathogen umumnya hanya hidup dalam bentuk sel tubuhnya yang dapat masuk kedalam tubuh tanaman melalui luka-luka. Untuk bakteri yang memanfaatkan benda mati disebut bakteri saprofit yang bias mengeluarkan racun agar bias mengurangi benda tersebut menjadi humus, dan dimanfaatkan oleh tanaman hidup. Adapun bakteri yang kerjasama (simbiose) dengan tanaman adalah bakteri rhizobium yang membentuk bintil-bintil akar.
Alat Gerak Bakteri
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel. Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, kita mengenal 5 macam bakteri.
1. Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli
2. Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio cholera
3. Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya. contoh: Rhodospirillum rubrum
4. Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua ujungnya. contoh: Pseudomonas aeruginosa
5. Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. contoh: salmonella typhosa

4. Virus
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis dari sel-sel inang untuk menghasilkan substansi viral (asam nukleat dan protein).
Penyerangan virus pada tanaman melalui luka yang dibuat oleh vector karena pelukaan. Gigitan serangga terhadap daun sakit dengan mudahnya membawa virus didalam mulutnya kemudian ditempatkan ke tanaman yang sehat, yang berakibat ikut sakit. Virus merupakan agen penyebab penyakit yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Hasil pengamatan mikroskop electron, virus dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu berbentuk batang kecil, benang dan bola. Virus hanya dapat bertambah banyak dalam sel yang hidup. Oleh karena hal tersebut maka virus dapat dimasukkan sebagai parasit yang biotrof.
Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang.
Dalam menyerang tumbuhan, patogen mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan berpengaruh terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel.
Pada jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan kutikula dan dinding sel. Dengan cara kimia yaitu dengan pengaruh patogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena proses biokimia akibat dari senyawa kimia yang dikeluarkan patogen atau karena adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan patogen. Substansi kimia yang dikeluarkan patogen diantaranya enzim, toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja, enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah, sedang zat tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar. Spora juga cara pathogen untuk menyerang tanamn. Spora dari berbagai penyakit tanaman menyebar dalam area yang sangat luas melalui angin. Kebanyakan patogen yang menimbulkan epidemic yang hebat disebabkan oleh patogen seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar