Selasa, 02 Juli 2013

PANCASILA SEBAGAI KARATERRISTIK BANGSA

Ketika dihadapi dengan berbagai perubahan cepat di dunia, Bangsa Indonesia seolah menutup mata menerima segala bentuk informasi dan produk-produk asing. Banyak diantara masyarakat Indonesia yang tidak tahu atau pura-pura tidak menyadari apa yang mereka terima. Hal tersebut dasarnya bukan tentang produk apa yang diterima, tetapi lebih mengacu pada esensi dari suatu produk asing tersebut. Sudah menjadi keharusan bagi suatu bangsa untuk terus mengembangkan diri, mengembangkan Negara, serta secara umum dapat memajukannya. Tentu, sebagai bangsa yang sedang tumbuh, Indonesia tidak dapat berdiri sendiri. Artinya, Indonesia butuh pembelajaran yang melibatkan dua sisi antara Internal dan Eksternal. Kita (bangsa Indonesia) butuh aktualisasi diri dan membuka diri terhadap hal-hal baru.





Pada dasarnya membuka diri bukan lah suatu masalah. Seperti yang dikatakan di atas, bahwa sesungguhnya pun kita membutuhkan ruang lingkup yang lebih besar untuk dapat belajar. Namun, apakah kita telah merefleksikan pola pikir seperti itu ke tatanan masyarakat secara umum? Belum! Kelemahan bangsa Indonesia terhadap informasi luar adalah tidak cakapnya menyaring antara hal positif dan negatif. Hal tersebut tercermin di dalam tatanan social masyarakat Indonesia yang cenderung melupakan identitas dirinya yang secara umum dipandang sebagai Identitas Nasional.





Jika kita menempatkan diri kita di masa peringatan Hari Kemerdekaan, kapan pun tahunnya, sering sekali kita melihat di televisi, ketika wartawan dari Stasiun TV Nasional melakukan wawancara dengan masyarakat dan pejabat pemerintah tentang nilai-nilai dasar Negara Indonesia. Contoh yang paling kecil namun sangat mendasar, adalah sila-sila yang terkandung di Pancasila. Sebagian masyarakat tidak hapal terhadap Pancasila. Atau sekedar menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia pun masih banyak masyarakat yang lupa atau tidak tahu. Hal tersebut, sekilas tidak terlihat sebagai masalah. Namun, ia akan menjadi suatu masalah ketika dalam kehidupan social tidak dapat diaplikasi-kan ke dalam bentuk konkrit.





Pancasila, pada dasarnya merupakan sebuah konsep yang dikembangkan menjadi suatu ideologi politik. Pancasila tidak akan bernilai dan bermakna sampai instrument yang terkandung di dalam Pancasila direfleksikan ke kehidupan nyata. Pancasila dirumuskan sebagai ideologi karena kebutuhan Nasional. Kenapa ia dibutuhkan? Bung Karno, sebagai salah satu perumus Pancasila menyadari bahwa di tengah kondisi psikologis, religi, budaya, dan latar belakang masyarakat Indonesia yang heterogen, Negara Indonesia membutuhkan payung yang dapat melindungi dan mencakup keseluruhan masyarakat Indonesia.





Tidak dapat diragukan lagi, bahwa Pancasila merupakan identitas nyata masyarakat Indonesia. Kenapa ia disebut sebagai Identitas Nasional Indonesia? Karena cakupan yang dikandung Pancasila bersifat universal berdasarkan karakter masyarakat Indonesia. Lalu, jika ada yang mengatakan, “bangsa Indonesia toh punya beraneka ragam nilai dan norma budaya di setiap daerah, lalu kenapa Pancasila yang dijadikan dasar dan identitas?”. Maka jawabannya adalah, belum tentu kebudayaan yang ada di salah satu daerah menjadi budaya yang sesuai di daerah lainnya. Dengan demikian, berdasarkan kesatuan yang dibentuk Indonesia bahwa kita adalah Negara yang berdiri dalam persatuan NASIONAL. Nasional menunjukkan sikap terhadap kesatuan komunitas sosio-kultural yang memiliki semangat dan cita-cita yang sama serta perwujudan ideologi yang dilakukan dengan asas persatuan.





Lalu, apakah Identitas yang Indonesia miliki sudah berjalan dengan benar di kehidupan nyata masyarakatnya? Mari kita lihat dan telaah lebih dalam. Sebagaimana cita-cita yang digariskan oleh para Pendiri bangsa, Pancasila selayaknya dipahami sebagai landasan yang dapat menaungi dan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, terutama setelah pengalaman historis Indonesia yang sangat kelam.





Berbicara mengenai pengalaman historis, rasanya masyarakat sulit melupakan dan berpura-pura tutup mata terhadap peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sangat banyak peristiwa yang bertentangan dengan jati diri nasional yang terkandung di Pancasila. Contoh, kasus kekerasan yang melibatkan Agama, perbedaan suku, dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Hal-hal tersebut secara signifikan telah melenceng jauh dari nilai moral yang terkandung dalam Pancasila.





Kemudian, dapat kah masyarakat Indonesia menyadari bahwa dewasa ini masyarakat Indonesia cenderung bersifat dan bersikap individualistis dalam bermasyarakat? Semakin banyak individu-individu yang bertindak demi kepentingan dirinya sendiri ketimbang mementingkan asas Gotong Royong yang merupakan sistem masyarakat Indonesia dalam bersosial.





Bapak Soekarno, pernah mengemukakan gagasan yang sangat popular, Trisakti. Terdapat tiga prakarsa yang menjadi kandungan dari Trisakti yaitu, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di dalam budaya. Berdaulat di bidang politik berarti bebas dan merdeka dari segala bentuk penjajahan, kolonialisme dan imperialisme. Berdikari di bidang ekonomi berarti mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berasaskan demokrasi dan memegang teguh prinsip keadilan dan kebersamaan dengan harapan tidak bergantung dari bantuan dunia luar. Terakhir, berkepribadian di dalam budaya, bermakna bahwa selayaknya bangsa Indonesia hidup dalam garis budayanya sendiri dan mengembangkan serta memajukannya berdasarkan identitas yang terkandung di dalam Pancasila. Dan melalui Pancasila pula lahir semboyan (semakin luntur) yang sangat terkenal, “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti sangat universal dan bersifat sebagai pemersatu. Bahkan Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang diadaptasi ke dalam salah satu organisasi terbesar dunia, Uni Eropa dalam menjalankan visi dan misinya.





Oleh karena itu, dapat lah dipahami bahwa dari Pancasila merupakan akar yang sangat fundamental. Penting bagi seluruh masyarakat Indonesia mengamalkannya ke dalam kehidupan nyata nan konkrit. Memasukkan ide-ide dari dunia luar ke dalam Pancasila sejatinya juga perlu, mengingat Pancasila merupakan ideologi yang bersifat dinamis dan sangat fleksibel. Penyegaran semacam itu lah yang dibutuhkan Pancasila dalam berkembang.





Kemudian daripada itu, melalui Pancasila sebagai Identitas Nasional Indonesia, masyarakat Indonesia sejatinya tidak perlu takut dalam menghadapi tantangan global dan kehilangan control dalam menyaring budaya lain dari bangsa asing. Karena, jika nilai-nilai yang terkandung di Pancasila diamalk`n pada setiap individu, akan terbentuk lah KARAKTER masyarakat Indonesia yang sangat kuat dan mampu mengatasi serta menyaring segala bentuk yang berasal dari luar.

FISIOLOGI PERANAN HORMON TERHADAP PERTUMBUHAN TUMBUHAN

HORMON YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Hormon Auksin
Mis: IAA
Pengaruh : mendorong pemanjangan batang, pertumbuhan akar, diferensiasi sel dan percabangan, pertumbuhan buah, dominansi apikal, fototropisme dan geotropisme.
Tempat produksi : dihasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang, dan daun-daun muda.

Hormon Sitokinin
Mis: Zeatin
Pengaruh : mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan, pertumbuhan sel, perkecambahan dan pembungaan, menghambat penuaan.

Hormon Giberalin
Mis: GA3
Pengaruh : mendorong perkecambahan biji dan tunas, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, pertumbuhan daun, pembungaan, dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan daun, diferensiasi.


Hormon Asam Abisat
Pengaruh : menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menunda pertumbuhan (dormansi), dan transpirasi.
Tempat produksi : disintesis pada daun, batang, buah dan biji.

Hormon Etilen
Pengaruh : mendorong pemasakan buah, menyebabkan batang menjadi tebal
Tempat produksi : diproduksi di jaringan buah masak, di ruas batang dan di daun muda.

Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)
Pengaruh : merangsang/mendorong pembelahan sel di daerah luka sehingga bekas lukanya tertutup kembali.
Tempat produksi : diproduksi tumbuhan dikotil yang terluka

Hormon Kalin
Pengaruh : merangsang proses pembentukan batang, akar, daun, bunga (organ)
Tempat produksi : dihasilkan di batang, daun, bunga, dan akar

Batang : Kaulokalin
Akar : Rhyzokalin
Daun : Filokalin
Bunga : Antokalin

AGRONOMI PERBANYAKAN TANAMAN

Bagaimana cara memperbanyak tanaman tanpa biji  yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan biji, Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan cara :
  • Secara kawin ( sexual / generatif ) yaitu yang dikenal dengan perbanyakan menggunakan biji.
  • Secara tidak kawin ( asexual / vegetatif ) yaitu dikenal dengan perbanyakan tanaman dengan menggunakan cara buatan ( tidak menggunakan biji ).
Masing-masing cara perbanyakan ini mempunyai kelebihan dan kelemahan .
Kelebihan dari perbanyakan secara generatif / menggunakan biji adalah :
  • Dapat dikerjakan dengan mudah
  • Biasanya lebih sehat dan hidup lebih lama
  • Memungkinkan diadakan perbaikan –perbaikan sifat tanaman lewat persilangan baru.
  • Benih lebih mudah disimpan dan dan dikirimkan.
  • Tanaman mempunyai perakaran tunggang yang dalamsehingga tahan kekeringan pada musim kemarau dan tahan rebah.
Kelebihan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah :
  • Untuk perbanyakan tanaman yang tidak menghasilkan biji
  • Sifat-sifat yang baik dari tanaman induk dapat diturunkan.
  • Lebih cepat menghasilkan
  • Untuk beberapa tanaman lebih murah.
  • Dapat dipakai untuk menggabungkan sifat yang baik dari perakaran dan batang dari suatu tanaman yaitu dengan penempelan / okulasi dan penyambungan / enting.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman, baik cabang, ranting, daun, batang, tunas, akar maupun daun. Cara perbanyakan ini dapat dilakukan dengan cara mencangkok, menyetek, okulasi, merunduk, dan sambung.
Keuntungan dari perbanyakan tanaman sistem ini adalah sifat induknya sama dengan hasil turunannya.
Sedangkan alasan lain dari perbanyakan secara vegetatif adalah :
1. Tanaman tidak menghasilkan atau sedikit menghasilkan biji.
2. Biji yang dihasilkan oleh tanaman sukar berkecambah.
3. Tanaman yang diperbanyak secara vegetatif akan lebih cepat berbuah
dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji .
4. Tanaman akan lebih kuat bila disambungkan pada batang jenis lain.
5. Tanaman lebih ekonomis bila diperbanyak dengan vegetatif.
6. Tanaman lebih tahan suhu dingin bila disambungkan pada batang jenis tanaman lain.
Perbanyakan vegetatif tidak hanya menyetek,mencangkok dan menyambung saja tetapi masih ada cara-cara lainnya .
Secara garis besar perbanyakan vegetatif dibagi :
  • Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan bagian-bagian khusus tanaman ( tidak terjadi perbaikan sifat tanaman )
  • Perbanyakan vegetatif secara buatan ( tidak perbaikan sifat tanaman ,contoh dengan stek,dan mencangkok )
  • Perbanyakan vegetatif secara buatan ( dapat memperbaiki sifat tanaman contoh dengan menyambung ).

FISIOLOGI DEFINISI ENZIM

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.

Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh kofaktor dan inhibitor.

Dewasa ini, enzim adalah senyawa yang umum digunakan dalam proses produksi. Enzim yang digunakan pada umumnya berasal dari enzim yang diisolasi dari bakteri. Penggunaan enzim dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan jumlah produksi.
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya.
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.7ha1BjFY.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf
Enzim. Pengertian dan Definisi Enzim. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk enzim mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Enzim tidak ikut bereaksi karena itu struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator.
Komponen utama enzim adalah protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural. Namun begitu tidak tidak semua protein bertindak sebagai enzim. Enzim dibentuk dalam protoplasma sel. Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya disebut endoenzim. Sedangkan enzim yang beraktivitas diluar sel tempat sintesisnya disebut eksoenzim. Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis. Biasanya ditambah akhiran ase. Enzim terdiri dari beberapa golongan yang terbagi berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisnya
- See more at: http://diajengsurendeng.blogspot.com/2012/04/enzim-pengertian-dan-definisi-enzim.html#sthash.vpZ3Bnv7.dpuf

PUPUK CARA PENGAPLIKASIAN PUPUK

PEMUPUKAN YANG BERIMBANG

Pemupukan sebaiknya dilakukan secara berimbang yang berarti disesuaikan juga dengan kondisi tanah. Perimbangan yang tepat menyebabkan ketiga unsur utama ini akan saling mengendalikan, mengimbangi, dan saling mendukung. Demikian juga dengan unsur-unsur lainnya.. 

Pupuk yang diberikan merupakan unsur tambahan sehingga jumlah Nitrogen, Phospor dan Kalium yang tersedia bagi tanaman berada dalam perbandingan yang tepat. 

Pada saat bersamaan, ketersediaan unsur-unsur lainnya juga harus optimal. Contohnya, pemupukan hanya dengan urea saja, akan menyebabkan tanaman kelihatan cepat rimbun, tetapi lemah, mudah rebah dan rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Demikian juga sebaliknya jika hanya diaplikasikan pupuk SP36 dan KCl saja, akan tidak berpengaruh optimal terhadap pertumbuhan dan produksi. Pada prinsipnya keseimbangan hara secara menyeluruh sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan yang normal.
WAKTU PELAKSANAAN PEMUPUKAN
Waktu pemupukan diberikan sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman dan jenis pupuk yang akan menjamin optimalnya penyerapan unsur pupuk oleh tanaman. Pemberian pupuk SP36 dan TSP dilakukan pada saat tanaman dan Urea diberikan dua kali yaitu 1/2 dosisseminggu setelah tanam dan ½ dosis berikutnya 35 hari stelah tanam ( pada saat tanaman aktif ). KCL sebaiknya diberikan lebih sedikit tetapi lebih sering, lebih baik dibandingkan dengan pemberian dalam jumlah besar sekaligus. Untuk menjamin penyerapan unsur hara dari pupuk KCl maka pemberian dilakukan sesuai denga tingkat pertumbuhan tanaman padi, yaitu 1/3 dosis pada seminggu setah tanam, 1/3 dosis pada 35 hari setelah tanam ( saat anakan aktif ) dan 1/3 dosis pada 55 hari stelah tanam saat primordia 
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT PEMUPUKAN
  1. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl (200-250 Kg : 100-150 Kg : 75-100 Kg /ha). Satu hari sebelum tanam lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah umur 7 hst lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCl 50%. Ketika umur 20 hst lakukan penyebaran urea 40 % dan setelah berumur 30 hst lakukan penyebaran urea 30% dan KCl 50%. Jika anda menggunakan Urea, SP36 dan KCl namun anda mempunyai BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti diatas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi urea 30% ditambah KCl 50%), tetapi setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan BWN. Jika hasil pengetesan tersebut dirasa butuh penambahan urea baru lakukan penambahan sedikit saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan sampai tanaman padi berumur 40 hst. Pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya.
  1. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg / ha). Umur 7 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%, pada umur 20 hst berikan urea 40% dan setelah umur 30 hst berikan urea 30% dan NPK Ponska 50%. Jika menggukan BWD aplikasi 7 hst berikan Ponska saja 50% tanpa urea, setelah satu minggu lakukan test dengan BWD jika hasil tes dirasa perlu penambahan urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pengetesan setiap seminggu sekali dengan BWD. Ketikan umur 30 hst berikan Ponska yang 50%.
  1. Jika anda menggunakan Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg / ha). Berikan NPK pelangi 100% di saat padi berumur 1 hst. Setelah satu minggu berikan urea 30%. Ketika umur 20 hst berikan urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan urea yang 30%. Jika anda menggunakan BWD berikan NPK Pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukan test dengan BWD dan jika hasil test BWD dirasa perlu dilakukan penambahan lakukan penambahan urea 10% saja. Demikian seterusnya lakukan pemberian urea setelah melakukan test dengan BWD setiap 1 minggu sekali.

CARA PEMUPUKAN
Pemupukan dilakukan secara manual disebar atau hambur merata pada areal tanaman. Untuk aplikasi Urea dan KCl dapat dicampur secara merata tapi harus segera diaplikasikan.

pemupukan yang dilakukan dengan cara ditaburkan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan pupuk dengan kombinasi Urea 200 kg / ha; SP-36 100 kg / ha dan KCl 150 kg / ha dapat meningkatkan hasil pad 6.66 ton / ha dengan effisiensi fisik culup tinggi 10.8 kg gabah kering / kg. Kombinasi pupuk dengan efisiensi 5.1 berarti setiap keluaran 1 unit memperoleh penghasilan 5 unit 
Beberapa cara tehnik aplikasi pupuk pada tanaman padi 
  1. Taburkan secara merata pada areal sawah jika anda menggunakan sistem tegel.
  2. Jika anda menggunakan sistem tanam jajar legowo maka pemberian pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebaran dilakukan melalui legowo tersebut.
  3. Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan dan ditaruh diperempatan jarak tanaman padi. Jadi tidak disebar secara merata.
  4. Ada juga petani yang kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman lalu diinjak dengan satu kaki.
Semua itu terserah anda, jika ada waktu dan tenaga pemberian pupuk dengan cara dijimpit dan diinjak merupakan pemberian pupuk paling efektif karena bisa mengurangi terbuangnya pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air. Namun jika anda merasa repot dan nggak ada waktu boleh disebar saja secara merata.

PANCASILA SEBAGAI PARADIKMA PEMBANGUNAN

Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Pancasila memuat nilai – nilai luhur untuk dapat menjadi dasar Negara.  Ada 3 nilai yang terdapat dalam pancasila :
1.     Nilai Dasar adalah asas-asas yang berasal dari nilai budaya bangsa Indonesia yang bersifat abstrak dan umum, relatif tidak berubah namun maknanya selalu dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.  Artinya nilai dasar itu bisa terus menerus ditafsirkan ulang baik makna maupun implikasinya.  Melalui penafsiran ulang itulah akan didapat nilai baru yang lebih operasional sesuai dengan tantangan zaman.  Adapun nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila adalah Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan (musyawarah-mufakat), dan Keadilan.
2.     Nilai Instrumental, yaitu  penjabaran dari nilai dasar yang berbentuk norma sosial dan norma hukum.  Seperti UUD 1945, Tap MPR, UU No.  40 tahun 1999 tentang Pers, UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik, UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, dll.
3.     Nilai Praksis, adalah nilai  yang dilaksanakan dalam kenyataan hidup sehari-hari yang menandakan apakah nilai dasar atau instrumental masih hidup di tengah masyarakat, berbangsa dan bernegara.  Contoh nilai praksis seperti saling menghormati, toleransi, kerja sama, kerukunan,  bergotong royong,  menghargai, dll.

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Kata  paradigma berasal dari bahasa inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh.  Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu.  Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.   Misalnya :
a.     Pembangunan tidak boleh bersifat  pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis. 
b.     Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata. 
c.      Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan martabat bangsa. 
d.     Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
e.      Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan struktural.  Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.

 Makna Pembangunan Nasional
Adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, soaial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.

Hakekat Pembangunan Nasional
Adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya.  Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil, berbudi luhur, berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung jawab, dan mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.

 Tujuan Pembangunan Nasional
Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencapai  masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan RI dan lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan berdaulat.
          Catatan : 
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah :
          1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
              Indonesia.
          2. Memajukan kesejahteraan umum.
          3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
          4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan,  kemerdekaan,
    perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

DASLINTAN GEJALA SERANGAN NEMATODA

A. Gejala serangan di atas permukaan tanah:
1. Pertumbuhan tidak normal yang diakibatkan oleh luka pada tunas, titik tumbuh, dan primordial bunga.
a)  Tunas mati.
Kadang-kadang serangan nematoda menyebabkan matinya tunas atau titik tumbuh tanaman, sehingga tanaman tidak dapat hidup.  Kasus ini terjadi pada tanaman strawberry yang terserang Aphelenchoides
b)  Batang dan daun mengkerut
Serangan nematoda pada titik tumbuh tanaman, kadang-kadang tidak sampai menyebabkan tanaman mati dan masih memungkinkan batang, daun, atau struktur lain dapat berkembang.   Perkembangan organ-organ tersebut tidak sempurna sehingga menyebabkan terjadinya pengerutan atau pemuntiran.   Contoh tanaman gandum terserang larva Anguina tritici pada daerah titik tumbuhnya.
c) Puru biji
Biji tanaman rumputan atau biji-bijian yang terserang Anguina.   Setelah bunga terbentuk, nematoda yang telah tumbuh sempurna mulai masuk dan menyerang pada bagian ini sampai nematoda dewasa.  Di tempat inilah nematoda bekembang biak.  Akibatnya primordial bunga akan membentuk puru yang di dalamnya berisi sejumlah besar larva nematoda; nematoda ini mampu hidup pada waktu yang cukup lama.

2. Pertumbuhan tidak normal sebagai akibat terjadinya luka pada bagian dalam batang dan daun.
a) Nekrosis
Beberapa jenis nematoda hidup dan makan dalam jaringan batang dan daun, akibatnya terjadi nekrosis.  Contoh gejala penyakit “cincin merah” pada batang kelapa yang terserang oleh Rhadinaphelenchus cocophilus, terjadi karena adanya luka pada pangkal batang tanaman tersebut.  Contoh lain, Ditylenchus dipsaci  yang menyebabkan luka pada batang dan daun pada berbagai tanaman.
b) Becak dan luka daun.
Nematoda yang menyerang daun, kadang-kadang makan dan merusak parenkim.  Nematoda tersebut masuk melalui stomata.   Contoh: Aphelenchoides ritzmabosi yang menyerang daun Chrysantemum.
c) Puru pada daun
Anguina balsamophila dan A. millefolii menyebabkan terjadinya puru pada daun yang terserang oleh nematoda ini.

B. Gejala di bawah permukaan tanah.
1. Puru akar
Gejala ini tampak apabila suatu tanaman terserang nematoda puru akar.   Ada beberapa jenis nematoda yang menyebabkan puru akar, yaitu Naccobus, Ditylenhus radicicola.  Kedua nematoda tersebut membentuk puru pada akar tanaman oat, barley dan jenis rerumputan lain.
2. Busuk
Nematoda yang masuk pada tanaman menyebabkan luka.  Terjadinya luka ini mula-mula disebabkan oleh cucukan nematoda, namun kerusakan yang lebih berat yang terjadi selanjutnya mungkin diakibatkan oleh serangan organisme lain yang masuk sebagai hama sekunder.  Contoh. Gejal busuk oleh Ditylenchus destructor pada umbi kentang.
3. Nekrosis pada permukaan
Nematoda yang makan akar tanaman dari luar, mungkin akan menyebabkan matinya sel-sel yang terdapat di permukaan jaringan.  Keadaan ini selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada bagian tersebut.  Apabila populasi nematoda yang menyerang tinggi dapat menyebabkan matinya sel-sel epidermis, sehingga akar-akar yang masih muda akan berubah warnanya menjadi kekuningan sam pai kecoklat-coklatan. Contoh Aphelenchoides parietinus menyerang Cladonia fimbriata (lumut kerak) dan  Tylenchuluss semipenetrans menyerang tanaman jeruk
4. Luka
Gejala ini terjadi apabila cucukan nematoda menyebabkan terjadinya luka yang berukuran kecil sampai sedang. Contoh: Radopholus similis pada akar pisang.
5. Percabangan akar yang berlebihan (excessive root branching)
Adanya serangan nematoda dapat memacu terbentuknya akar-akar kecil di sekitar ujung akar.   Contoh serangan Naccobus, Trichodorus.
6. Luka atau kematian ujung akar.
Setelah nematoda makan pada akar, mengakibatkan ujungnya akan terhenti pertumbuhannya, demikian pula terhentinya pertumbuhan cabang-cabang akar, sehingga akan timbul gejala:
a).“Stubby root”; yaitu cabang-cabang akar yang berukuran kecil akan terhenti pertumbuhannya, sehingga membentuk ikatan akar.
b.)“Coarse root”, yaitu apabila pertumbuhan akar yang menyamping terhenti, beberapa diantaranya berukuran pendek, system perakaran utama lebih besar dan tidak banyak dijumpai akar-akar yang kecil.
c).“curly tip”, yaitu luka yang terjadi pada sisi akar dekat ujung, yang mungkin akan menghambat pertumbuhan dan pemanjangan akar pada bagian sisi tersebut.  Akibatnya akar akan memuntir.   Gejala ini timbul akibat serangan nematoda Xiphinema (dagger nematode).

Berbagai macam reaksi biokimia sebagai respon tanaman terhadap serangan nematode
1.Hipertropi atau hiperplasia   
Hipertropi adalah ukuran sel dalam jaringan bertambah besar. Hiperplasia adalah jumlah sel dalam jaringan bertambah banyak.
Contoh: Tanaman tomat yang terserang Meloidogyne hapla.
Meloidogyne pada stadium II akan menyerang bagian ujung akar yang bersifat meristematik.  Sel-sel ini akan selalu mengadakan pembelahan dan pembelahannya dikendalikan oleh senyawa IAA..   Pada saat nematoda menyerang tanaman, dari kelnjar subdorsal dikeluarkan ensim protease.  Ensim ini akan memecah protein menjadi asam amino.   Salah satu jenis asam amino hasil pemecahan adalah triptofan.  Triptofan diketahui sebagai precursor terbentuknya IAA.   Dengan semakin banyak IAA yang terbentuk mengakibatkan peningkatan pembelahan sel.  Oleh karena itu tanaman akan membentuk sel yang berukuran lebih besar  (giant sel).   Sebenarnya tujuan pembentukan puru ini bagi tanaman adalah untuk menghambat gerakan nematoda dalam jaringan..
Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar.
1). Puru akar terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut.
2). Puru akar terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat tetapi tidak diikuti oleh terbentuknya dinding pemisah, sehingga dalam satu sel .

2. “Cell wall dissolution”
Contoh: Serangan Radopholus similis pada akar tanaman pisang.
Serangan nematoda ini menimbulkan rongga pada akar tanaman terutama pada akar yang disukai, oleh karena itu nematoda ini juga dikenal sebagai “burrowing nematode”.
Nematoda yang menyerang akar pisang mengeluarkan ensim selulase, yaitu merombak selulosa.  Selulosa merupakan bahan penyusun dinding sel.  Akibat larutnya selulosa maka akan terjadi rongga pada sel-sel penyusun akar.   Gejala ini kalau dilihat dari luar tampak sebagai becak-becak coklat.
3. Middle lamella dissolution
Misal: Tanaman brambang yang terserang Ditylenhus dipsaci.   Nematoda ini sambil menyerang akan mengeluarkan ensim pektinase dan protopektinase.   Kedua ensim tersebut mampu melarutkan senyawa pectin yang diketahui sebagai penyusun lamella
Pektin + pektinase + protopektinase ® asam pektat
Asam pektat menyebabkan busuk pada umbi bawang merah.

4. Terhambatnya pertumbuhan
Reaksi fisiologis ini biasa terjadi pada pertumbuhan di bawah tanah.
Contoh: Serangan Trichodorus (stubby root nematodes) pada akar jagung.
Serangan nematoda ini dapat menghambat pertumbuhan ujung akar, sehingga ujung akar tidak dapat memanjang, namun pada bagian sebelah bawah ujung akar tumbuh cabang-cabang akar yang berukuran pendek, gejala ini disebut stubby root.

5. Nekrosis (luka)
Contoh : Pratylenchus yang menyerang akar padi.
Pada waktu menyerang akar padi nematoda mengeluarkan ensim b glukosidase.  Akar tanaman mempunyai hormon amigdalin.  b glukosidase dan amigdalin akan bereaksi sehingga terbentuk senyawa benzaldehida + HCN, senyawa ini merupakan racun bagi sel-sel yang terkena, sehingga sel-sel akan mati (nekrosis).
glukosidase + amigdalin    ® benzaldehida + HCN
Karena serangan ini terjadi di luar maka akan tampak becak-becak.   Oleh karena itu Pratylenchus disebut juga sebagai Root lession nematodes.
6. Hipersensitif
Suatu keadaan dimana sel segera mati setelah terjadi kontak dengan nematoda.   Sifat ini digunakan untuk mencegah lebih meluasnya serangan nematoda.   Tanaman inang yang tahan terhadap serangan Meloidogyne sebenarnya disebabkan oleh sifat hipersensitif sel-sel yang terserang.   Karena Meloidogyne dikenal sebagai parasit obligat maka matinya sel menyebabkan matinya Meloidogyne pula.

DASLINTAN MOFFOLOGI PATOGEN TANAMAN

Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Pathogen dapat berupa tumbuhan parasitik, jamur parasit, bakteri parasit, virus, mikoplasma, dan nematode parasit. Patogen menghasilkan keturunan yang sangat banyak di dalam proses reproduksinya, terutama cendawan, bakteri, dan virus. Disamping itu banyak patogen tanaman mempunyai siklus hidup yang singkat sehingga mampu menghasilkan banyak generasi di dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini bersifat polisiklik (beberapa generasi dalam satu musim pertanaman) seperti penyebab penyakit karat, bercak-bercak dan hawar daun yang paling banyak dilaporkan menimbulkan kerusakan yang tiba-tiba dan dalam skala besar. Beberapa patogen tular tanah seperti Fusarium dan Verticillium dan nematode pada umumnya hanya mempunyai 1 sampai 4 generasi dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini jarang menimbulkan epidemic yang dahsyat pada satu musim pertanaman karena kemampuan reproduksinya yang rendah dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan menyebarnya yang terbatas. Epidemik yang ditimbulkan oleh patogen tular tanah biasanya bersifat lambat dan terbatas cakupannya.
Beberapa jenis patogen membutuhkan sepanjang tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup (patogen monosiklik), sehingga hanya menyelesaikan satu siklus penyakit dalam setahun. Inokulum terakumulasi dari tahun ke tahun, sehingga epidemic membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang.
Ada pula patogen yang membutuhan waktu dua tahun atau lebih untuk menyelesaikan siklus idupnya, misalnya penyakit karat cedar apple (2 tahun), penyakit blister rust pada pinus putih (3-6 tahun), dwarf mistletoe (5-6 tahun). Patogen semacam ini menghasilkan inokulum dan menyebabkan serentetan infeksi dalam satu tahun hanya karena adanya generasi tumpang tindih (generasi polietik). Banyak patogen seperti cendawan dan tumbuhan tingkat tinggi (benalu) menghasilkan inokulumnya (spora atau biji) pada bagian permukaan dari kanopi tanaman. Dari sana spora dan biji dapat menyebar dengan mudah ke tempat jauh dan menyebabkan epidemic yang luas. Patogen lainnya seperti bakteri, mikoplasma, virus, dan protozoa memperbanyak diri di dalam jaringan tanaman. Patogen semacam ini tidak akan menyebar tanpa bantuan vector.
Berbagai penyakit penting yang sering menimbulkan epidemic pada area yang luas menyebar atas bantuan vector, misalnya virus ditularkan oleh aphid, mikoplasma oleh wereng. Cendawan (Dutch elm disease), bakteri (layu kubis), dan nematode (layu pinus) ditularkan oleh kumbang. Patogen yang menular melalui air dan angin (terutama cendawan dan bakteri) hampir setiap tahun menyebabkan epidemic yang berat namun pada umumnya terbatas area cakupannya (pertanaman, desa). Patogen yang terbawa benih atau bahan perbanyakan vegetatif (umbi) jika ditanam pada pertanaman dengan varietas rentan, maka besar kemungkinan akan terjadi eidemik dalam pertanaman tersebut, namun tergantung bagaimana efektifnya penyebaran patogen terseut dari tanaman sakit ke tanaman sehat di sekitarnya. Akan tetapi patogen tular tanah pada umumnya tidak mampu menyebabkan epidemic yang seketika dalam luasan area yang besar karena adanya keterbatasan di dalam penyebarannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh pathogen tanman, seperti:
1. Tumbuhan parasitik
Dalam merawat tanaman jenis apapun, hendaknya perlu diperhatikan pemeliharaannya. Selain pemberian pupuk dan penyiraman regular, perawat tanaman hendaknya perlu memperhatikan timbulnya tanaman pengganggu yang lazim disebut tanaman parasit.
Tanaman parasit dapat mengganggu pertumbuhan tanaman induk karena tanaman parasit menyerap mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman induk untuk dirinya sendiri yang kemudian menyebabkan tanaman induk tidak mendapatkan zat-zat penting tersebut. Bila dibiarkan maka dapat membinasakan tanaman induk.
Tanaman parasit berasal dari benih yang terbawa oleh binatang seperti burung, serangga atau binatang lainnya serta angin. Tanaman yang termasuk tanaman parasit adalah benalu, jamur, gulma dan lain-lain. Biasanya tumbuh di sekitar atau di tubuh tanaman induk. Tanaman-tanaman tersebut dapat dibasmi dengan menggunakan pestisida sedangkan untuk serangga yang mengganggu pertumbuhan tanaman induk dapat menggunakan insektisida.
Tanaman organik menggunakan pembunuh tanaman parasit yang alami dan pupuk organik yang alami dan tidak berbahaya. Bahan makanan organic sebenarnya sangat disarankan namun saying harganya cukup mahal dan masih belum terjangkau oleh kebanyakan masyarakt Indonesia.
Tumbuhan parasitic biasanya mampu menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang dihasilkan tanamn inangnya. Tingkat asosiasi tumbuhan parasitic dengan tanaman ada 3 macam, yaitu efifit, hemiparasit dan parasit benar. Contoh tumbuhan parasitic adalah benalu dan tali putri.
Benalu (Loranthus, suku Loranthaceae) adalah sekelompok tumbuhan parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Tumbuhan ini menghasilkan getah yang lengket. Persebaran tumbuhan ini terjadi dibantu unggas (ornithokori). Apabila burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan pohon yang sesuai, bijinya akan berkecambah dan benalu muda tumbuh.

2. Jamur (fungi)
Jamur adalah organism yang sel-selnya berinti sejati (eukariotik) biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Jamur adalah organism heterotrof, absortif dan membentuk beberapa macam spora.
Berdasarkan jumlah sel per individunya,jamur dibedakan menjadi dua golongan yakni jamur dengan satu sel atau khamir (yeast) dan jamur beneng atau hanya disebut jamur saja. Bagian vegetative parasit biasanya berupa benang-benang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa bercabang atau tidak, tebalnya dapat kurang dari 0.7 µm- 100 µm ( pada beberapa saprolegniales). Demikian pula seluruh miselium mungkin hanya merupakan dan mempunyai panjang beberapa µm, tetapi dapat pula membentuk lapisan atau benang-benang besar yang panjangnya bermeter-meter. Miselium kebanyakan jamur adalah hialin (tidak berwarna). Jika berwarna, maka ini mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang kebanyakan terikat pada dinding sel. Hifa yang membentuk konidium atau yang melindungi alat-alat perkembangbiakan kebanyakan berwarna kelam.
Pada prinsipnya hifa jamur dibedakan menjadi hifa senotisis (coenocytis) atau hifa tidak bersekat dan hifa seluler atau hifa bersekat. Hifa tidak bersekat terdapat pada jamur-jamur klas Phycomycetes dan hifa bersekat terdapat pada jamur-jamur klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Klasifikasi Jamur
• Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang disebut demikian karena reproduksinya menghasilkan zigot. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifanya tidak bersekat
2. Intinya haploid
3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat
4. Multiseluler
5. Bersifat senositik

• Ascomycota
Ascomycota diberi nama demikian karena ia bereproduksi menggunakan askus sebagai alatnya. Jenis ini memiliki paling banyak jenis dibandingkan yang lainnya dan banyak dipakai di industry makanan. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat dan senositik
2. Bersifat saprofit, parasit, atau bersimbiosis
3. Alat reproduksi disebut askus
4. Uniseluler dan multiseluler
• Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah sebagai berikut:
1. Hifa bersekat
2. Bersifat saprofit atau parasit
3. Dapat berbentuk lembaran atau bertudung
4. Tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut basidium, yang mengandung basidiospora
• Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit. Jenisnya adalah :
1. Epidermophyton floccosum
2. Microsporium audoini, Trychophyton, dan Epiderophyton
3. Scelothium rolfsii
4. Helmintrosporium oryzae
5. Malassezia furfur
6. Fusarium

3. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal, tidak berklorofil, dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sebenarnya bakteri termasuk tanaman tetapi tidak berklorofil, tidak berplastida, dan bersel satu berukuran kurang lebih 0.0003-0.025 milimikron, dengan kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi. Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat berupa kokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus dan stafilokokus. Batang berupa basilus, diplobasilus, dan streptobasilus, bulat panjang, koma dan spiral. Kulitnya lunak terdiri dari selulosa dan kitin seperti tanaman. Pada bakteri yang menimbulkan kerusakan pada benda-benda hidup dinamakan pathogen atau penyebab sakit. Bakteri pathogen umumnya hanya hidup dalam bentuk sel tubuhnya yang dapat masuk kedalam tubuh tanaman melalui luka-luka. Untuk bakteri yang memanfaatkan benda mati disebut bakteri saprofit yang bias mengeluarkan racun agar bias mengurangi benda tersebut menjadi humus, dan dimanfaatkan oleh tanaman hidup. Adapun bakteri yang kerjasama (simbiose) dengan tanaman adalah bakteri rhizobium yang membentuk bintil-bintil akar.
Alat Gerak Bakteri
Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu cambuk/flagel. Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut, kita mengenal 5 macam bakteri.
1. Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli
2. Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio cholera
3. Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya. contoh: Rhodospirillum rubrum
4. Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua ujungnya. contoh: Pseudomonas aeruginosa
5. Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya. contoh: salmonella typhosa

4. Virus
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis dari sel-sel inang untuk menghasilkan substansi viral (asam nukleat dan protein).
Penyerangan virus pada tanaman melalui luka yang dibuat oleh vector karena pelukaan. Gigitan serangga terhadap daun sakit dengan mudahnya membawa virus didalam mulutnya kemudian ditempatkan ke tanaman yang sehat, yang berakibat ikut sakit. Virus merupakan agen penyebab penyakit yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Hasil pengamatan mikroskop electron, virus dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu berbentuk batang kecil, benang dan bola. Virus hanya dapat bertambah banyak dalam sel yang hidup. Oleh karena hal tersebut maka virus dapat dimasukkan sebagai parasit yang biotrof.
Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang.
Dalam menyerang tumbuhan, patogen mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan berpengaruh terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel.
Pada jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan kutikula dan dinding sel. Dengan cara kimia yaitu dengan pengaruh patogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena proses biokimia akibat dari senyawa kimia yang dikeluarkan patogen atau karena adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan patogen. Substansi kimia yang dikeluarkan patogen diantaranya enzim, toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja, enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah, sedang zat tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar. Spora juga cara pathogen untuk menyerang tanamn. Spora dari berbagai penyakit tanaman menyebar dalam area yang sangat luas melalui angin. Kebanyakan patogen yang menimbulkan epidemic yang hebat disebabkan oleh patogen seperti ini.

DASLINTAN MACAM - MACAM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

1. Tikus
Gejala serangan :
  1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
  2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan.
  3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda.
  4. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak.
Pengendaliannya  :
  1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
  2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
  4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2. Wereng
Gejala serangan :
  1. Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang.
  2. Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.
Pengendaliannya  :
  1. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
  2. b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
  3. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.
3. Walang Sangit
Gejala serangan :
  1. Menghisap butir – butir padi yang masih cair.
  2. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
  3. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman.
  4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
  5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
  6. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.
  • Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
  • Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
  • Penanaman tidak serentak
Pengendaliannya  :
  1. Menanam tanaman secara serentak.
  2. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
  3. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
  4. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
  5. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
  6. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
4. Ulat
Gejala serangan :
  1. Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
  2. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Pengendaliannya  :
  1. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
  2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
  3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
5. Tungau
Gejala serangan :
  1. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.
  2. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur.
Pengendaliannya  :
  1. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.
6. Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)
Gejala serangan :
  1. Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari.
  2. Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin.
  3. Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi.
Pengendaliannya  :
  1. Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.
7. Anjing tanah atau orong-orong (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa African
Gejala serangan :
  1. Hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan.
  2. Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya sebagai predator.
  3. Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik di senja hari.
Pengendaliannya :
  1. Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik agar terowongan rusak.
8. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)
Gejala serangan :
  1. Uret yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri
  2. Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur – larva (uret) – pupa – imago (kumbang).
  3. Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu merusak dibanding uretnya.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam yang baik agar vigor tanaman baik.
9. Ganjur (Orseolia oryzae)
Gejala serangan :
  1. Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan dan menetas setelah 3 hari.
  2. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal.
  3. Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian diarahkan pada penanaman varietas yang resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar pupanya mati.
10. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
Gejala serangan :
  1. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang.
  2. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.
  3. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  4. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 – 20 hari. Stadia pupa 4 – 7 hari.
Pengendaliannya :
  1. Meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva tidak dapat memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  2. Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh alami.
11. Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)
Gejala serangan :
  1. Menyebabkan batang jagung retak dan patah.
  2. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis muncul di pertanaman pada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 dan meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telut berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu.
  3. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10 hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
  4. Gejala serangan ulat yang masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.
  5. Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai adanya tepung gerek berwarna coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman akan mati.
  6. Tanaman inang selain jagung adalah cantel, Panicum viride, bayam dan gulma Blumea lacera.
Pengendaliannya :
  1. Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan inangnya.
  2. Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada hewan ternak.
  3. Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.
  4. Membersihkan rumput-rumputan
  5. Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC
12. Kutu daun persik (Myzus persicae)
Gejala serangan :
  1. Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai.
  2. Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati.
  3. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
  4. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil.
  5. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
  2. Pengendalian dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.
13. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)
Gejala serangan :
  1. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas.
  2. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Pengendaliannya :
  1. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
  2. Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
  3. Pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
14. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala serangan :
  1. Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul atau tinggal tulang daun saja.
  2. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.
Pengendaliannya :
  1. Dengan cara mengumpulkan telur dan ulat-ulat langsung membunuhnya.
  2. Menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama dan pergiliran tanaman.
  3. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.
  4. Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan pada hama.
15. Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus dorsalis Hend)
Gejala serangan :
  1. Lalat ini menusuk pangkal buah cabe yang terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur.
  2. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang.
  3. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
Pengendaliannya :
  1. Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat.
  2. Kumpulkan semua buah cabai yang terserang dan musnahkan.
  3. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yang telah diolesi minyak goreng, atau diberi air. Gantungkan perangkap di pingir kebun.
  4. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC.
16. Belalang
Gejala serangan :
  1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng.
Pengendaliannya :
  1. Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual.
  2. Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun biasanya belalang tidak dapat terbang dengan sayap basah.
17. Kutu perisai
Gejala serangan :
  1. Hama ini menyerang bagian daun.
  2. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun.
Pengendaliannya :
  1. Dapat diatasi menggunakan insektisida sistemik dengan bahan aktif acephate.
18. Spider mite
Gejala serangan :
  1. Spider mite mengisap cairan pada tanaman.
  2. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna kuning, kemudian muncul bercak-bercak pada bagian yang diisap cairannya.
  3. Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan daun habis dan tanaman mati. Spider mite lebih kebal terhadap insektisida.
Pengendaliannya :
  1. Disarankan menggunakan akarisida.
19. Fungus gnats
Gejala serangan :
  1. Adalah serangga yang berbentuk seperti nyamuk berwarna hitam.
  2. Larvanya yang berbentuk seperti cacing hidup di dalam media tanam dan sering makan akar halus tanaman.
  3. Fungus gnats dewasa merusak seludang bunga, dengan gejala serangan munculnya bintik-bintik hitam pada seludang bunga.
Pengendaliannya :
  1. Pada fase masih menjadi larva, maka penanganannya dilakukan dengan menaburkan Nematisida seperti Furadan G ke media tanam.
  2. Sedangkan pada fase dewasa, dilakukan penyemprotan insektisida.
20. Cacing liang (Radhopolus Similis)
Gejala serangan :
  1. Menghisap cairan pada akar tanaman.
  2. Tanaman yang terserang hama ini adalah tanaman menjadi lambat tumbuh dan kerdil serta menghasilkan bunga yang kecil.
Pengendaliannya :
  1. Untuk mengatasinya digunakan Nematisida seperti Furadan G yang ditaburkan pada media tanam sesuai aturan yang tertera dalam kemasan.
  2. Aplikasi pestisida pada tanaman hias sebaiknya digunakan secara bijak, mengingat dampak negatif yang bisa ditimbulkan. Karena umumnya tanaman hias diletakkan berdekatan dengan manusia, disamping juga pertimbangan akan adanya kemungkinan serangga menjadi semakin kebal dengan insektisida yang digunakan.
21. Penyakit Rebah Kecambah (Phytium spp, Sclerotium sp dan Rhizoctonia sp.)
Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang pada tembakau.
  2. Pada umumnya menyerang di pembibitan, dengan gejala serangan pangkal bibit berlekuk seperti terjepit, busuk, berwarna coklat dan akhirnya bibit roboh.
  3. Penyakit biasanya menyerang didaerah dengan suhu 240C, kelembaban di atas 85 % drainase buruk curah hujan tinggi dan pH tanah 5,2 – 8,5.
Pengendaliannya :
  1. Penyakit ini dapat diatasi dengan pengaturan jarak tanam pembibitan.
  2. Disinfeksi tanah sebelum penaburan benih atau penyemprotan pembibitan.
  3. Pencelupan bibit sebelum tanam dengan fungisida netalaksil 3 g/liter air Mankozep (2 – 3 g/liter air), Benomil 2 – 3 g/liter air dan Propanokrab Hidroklorida 1 – 2 ml/l air.
22. Penyakit Lanas (disebabkan cendawan Phytophthora nicotianae var Breda de Haan)
Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang pada tembakau.
  2. Tanaman yang  daunnya masih hijau mendadak terkulai layu dan akhirnya mati, pangkal batang dekat permukaan tanah busuk berwarna coklat dan apabila dibelah empulur tanaman bersekat-sekat.
  3. Daunnya terkulai kemudian menguning tanaman layu dan akhirnya mati.
  4. Bergejala nekrosis berwarna gelap terang (konsentris) dan setelah prosesing warnanya lebih coklat dibanding daun normal.
Pengendaliannya :
  1. Melakukan sanitasi pengolahan tanah yang matang, memperbaiki drainase, penggunaan pupuk kandang yang telah masak.
  2. Rotasi tanaman minimal 2 tahun dan menggunakan varietas tahan seperti Coker 48, Coker 206 NC85, DB 102, Speight G-28, Ky 317, Ky 340, Oxford 1, dan Vesta 33.
  3. Dengan penyemprotan fungisida pada pangkal batang dengan menggunakan fungisida Mankozeb 2 – 3 g/liter air, Benomil 2 -3 g/liter air, Propanokarb Hidroklorida 1 – 2 ml air dan bubur bordo 1 – 2 %.
23. Virus Penyakit Kerupuk (Tabacco Leaf Corl Virus = TLCV).
Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang pada tembakau.
  2. Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas, tulang daun bengkok, daun menebal, atau sampai daun berkerut dan sangat kasar.
Pengendaliannya :
  1. Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat atau imedakloprid.
24. Kutu Daun Tembakau (Myzus persicae)
Gejala serangan :
  1. Kutu ini merusak tanaman tembakau.
  2. Menghisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
  3. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi cendawan berwarna hitam.
  4. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya akan mengurangi mutu dan harga.
  5. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun.
  6. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %, kutu daun dapat menyebabkan kerugian 22 – 28 % pada tembakau flue-cured.
Pengendaliannya :
  1. Mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 ekor kutu).
  2. Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.
25. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)
Gejala serangan :
  1. Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva.
  2. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi.
Pengendaliannya :
  1. Karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK
  2. Pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen
  3. Mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam
  4. Menyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus
  5. Cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali.
26. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)
Gejala serangan :
  1. Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah.
  2. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk.
  3. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh.
  2. Dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.
27. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora)
Gejala serangan :
  1. Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah.
  2. Disebarkan melalui sporangium yang terbawa atau terpercik air hujan, dan biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat pada kebun yang mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab.
Pengendaliannya :
  1. Sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm.
  2. Kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung dan lakukan pemangkasan pada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun akan turun.
  3. Cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan hibrida DR1.
28. Antraknosa (Penyebab jamur C. capsici)
Gejala serangan :
  1. Menyerang pada tanaman cabe
  2. Adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair.
  3. Lama–kelamaan busuk tersebut akan melebar membentuk lingkaran konsentris.
  4. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk.
  5. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan.
  6. Penyebarannya tidak hanya melalui sentuhan antara tanaman saja melainkan juga bisa karena percikan air, angin, maupun melalui vektor.